Kemiskinan masih menjadi permasalahan yang mengakar di masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh calon wakil bupati Garut, Putri Karlina dalam kegiatan di Pesantren Nurulhuda Cibojong, Garut (12/9/24).
Putri Karlina menyoroti salah satu penyebab langgengnya kemiskinan adalah pernikahan dini yang masih terjadi. Menurut pandangan Putri, pernikahan dini itu bukan persoalan kultur, “Pandangan saya itu bukan soal kultur, tetapi soal kemiskinan yang masih ada di lingkaran kita,” ucap Putri.
Pernikahan dini masih marak terjadi karena kurangnya edukasi mengenai bagaimana seharusnya pernikahan berlangsung. “Pernikahan itu adalah sebuah lembaga kehidupan yang sangat sulit dan kompleks,” kata Putri.
Kurangnya edukasi mengenai aspek kesehatan fisik dan mental dalam pernikahan, menyebabkan keputusan yang tidak tepat di usia muda. Hal tersebut menciptakan siklus kemiskinan yang sulit dipecahkan, dimana individu nanti kemungkinan mengalami kesulitan ekonomi yang menyebabkan pada meningkatnya angka kemiskinan.
“Cita-cita kami adalah untuk menurunkan angka kemiskinan supaya itu (pernikahan dini) tidak terjadi,” ungkap Putri Karlina.
Untuk mencapai harapan tersebut, Syakur-Putri menyiapkan program yang ideal. “Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyelipkan edukasi pra-nikah,” tambah Putri
Putri menambahkan pada programnya nanti akan dibekali tentang kekuatan mental dan pendidikan pra-nikah yang komprehensif sehingga bisa menciptakan perubahan yang signifikan dengan meningkatnya IPM.
Program ini tentunya menjadi langkah awal yang penting dalam upaya memberantas masalah kemiskinan yang sudah berakar dari pernikahan diri. Tentunya program ini juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat sehingga cita-cita Syakur dan Putri bisa tercapai dan mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.